Festival Anak Tahun 2022 Upaya Menumbuhkan Bakat Minat Anak Secara Optimal

Kota Pekalongan - Sebagai upaya menumbuhkembangkan bakat, minat dan perkembangan anak secara optimal, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA)  setempat menyelenggarakan kegiatan Festival Anak Tahun 2022. Acara ini sekaligus rangkaian Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2022 di Kota Pekalongan dengan melibatkan anak-anak pelajar tingkat SD/MI di Kota Pekalongan untuk ikutserta menampilkan pentas Sociodrama, berlangsung di Ruang Amarta Setda Kota Pekalongan, Rabu (27/7/2022). Ratusan anak terlihat sangat antusias dan senang memperagakan sebuah pentas drama yang mengandung unsur muatan pendidikan karakter, implementasi merdeka belajar atau Sekolah Ramah Anak (SRA).

Kepala DPMPPA Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak, Nur Agustina menelaskan bahwa, kegiatan Festival Anak ini diikuti oleh 27 sekolah yang terdiri dari 19 SD dan 8 MI. Dimana, setiap sekolah mengirimkan maksimal 10 anak perwakilannya untuk mementaskan Socio/Psikodrama. Acaranya pun dikemas semeriah dan semenyenangkan mungkin bagi anak. Agustin yang juga  Ketua Lembaga Perlindungan Perempuan, Anak, dan Remaja (LPPAR) Kota Pekalongan ini menilai, Sociodrama ini sebagai salah satu teknik dalam proses pembelajaran, dimana anak dilibatkan agar bisa mengekspresikan maupun melakukan teatrikal suatu permasalahan dan mereka juga diajarkan untuk memahami suatu permasalahan serta menemukan solusinya. 

“Teknik Sociodrama di dalam pembelajaran ini dianggap bisa membuat anak lebih ingat terhadap suatu persoalan atau tema dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dari pendidik. Teknik ini pun menjadi katarsis, (pelepasan emosi yang baik untuk kesehatan mental) bagi anak-anak, mengingat didalamnya anak bisa mengekspresikan hal-hal yang ingin diungkapkan  walaupun dengan tema yang sudah ditentukan,” ungkap Agustin.

Disamping itu, lanjutnya, Sociodrama ini bisa dijadikan sarana atau media untuk menumbuhkembangkan minat dan bakat anak agar lebih optimal, terutama dalam perkembangan beberapa kecerdasan seperti kecerdasan verbal, interpersonal, intrapersonal, body estetik, musik, dan sebagainya. Sebab, dalam kegiatan ini, mereka bebas menampilkan sekreatif mungkin dengan metode yang bisa dikemas oleh para pendidik selaku pendamping peserta,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Agustin menerangkan, dalam kegiatan Festival ini, anak-anak tidak hanya didorong untuk mengikuti kompetisi saja, melainkan juga lebih menekankan pada membuat anak-anak bahagia dan enjoy dalam Peringatan Hari Anak Nasional. Dalam kegiatan ini, mereka juga dikenalkan dengan bahasa isyarat dan memahami anak-anak berkebutuhan khusus bersama Komunitas Gerakan Peduli Anak Difabel (GPAD) Kota Pekalongan supaya mereka bisa lebih mengenal anak-anak yang berbeda dengan dirinya (anak normal), serta untuk mencegah adanya tindakan bullying, mengingat bullying acapkali terjadi pada anak-anak berkebutuhan khusus yang berbeda secara kemampuan fisik maupun kognitif dibandingkan anak-anak normal seusianya.

“Di akhir pentas, semua anak yang ikutserta dalam kegiatan Festival Anak ini kami berikan apresiasi berupa piagam penghargaan dari Walikota, souvenir dari CSR Bank Jateng. Jadi, lewat kegiatan ini, kami tidak hanya fokus pada kompetisi saja, tetapi anak-anak juga harus enjoy, dan tanpa beban dalam melakukannya,” tegasnya.

Festival Anak dalam Peringatan HAN Tahun 2022 di Kota Pekalongan ini disambut baik oleh Kepala Sekolah SD Negeri Keputran 6 Pekalongan, Farita. Ia mengapresiasi bahwa pelaksanaan kegiatan ini dinilai tepat dan bagus untuk melatih keberanian anak-anak dalam hal menunjukkan kemampuan dan bakat anak, menjaring bakat minat anak, serta mereka bisa menuangkan apa yang mereka miliki di dalam dirinya melalui cakap literasi.

“Untuk ketentuan penampilan masing-masing 15 menit. Kami sudah berupaya secara maksimal dalam menyiapkan mental peserta didik kami lewat latihan rutin sepulang sekolah. Melalui Sociodrama yang diperagakan anak-anak kami tadi berjudul Senyum Erina, kami ingin menunjukkan bahwa, di sekolah kami ini juga terbuka lebar untuk menerima anak-anak berkebutuhan khusus (disabilitas), tidak hanya anak-anak normal saja,” jelas Farita.

Salah satu peserta didik SD Negeri Keputran 6 Pekalongan kelas 3, Erina Satria Pitra selaku pemeran utama “Senyum Erina” mengaku senang dapat ikutserta dalam Festival Anak ini. Tanpa rasa deg-degan, ia merasa enjoy memerankan tokoh utama, Erina, seorang disabilitas yang ingin mengikuti ekskul di sekolahnya. Meski mengalami keterbatasan fisik dengan hanya memiliki satu tangan, ia penuh semangat dan bisa membaur bersama dengan teman-teman sebayanya yang normal.

“Senang dan asik sekali ikut drama Senyum Erina. Alhamdulillah tadi lancar dan tanpa deg-degan  memerankan tokoh utama, Erina di drama Senyum Erina,”pungkasnya.