Mengenal Lebih Dekat SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak)

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan perempuan dan anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Pekalongan mengadakan talkshow bertajuk EXPOSE Mengenal Lebih Dekat SAPA: Sahabat Perempuan dan Anak, melalui Batik TV pada tanggal 26 September 2024
Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Ibu Puji (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Ibu Nadia (Analis Kebijakan Muda DPMPPA), serta Ibu Julaikha (Perwakilan Sahabat SAPA). Ketiganya memberikan pandangan serta pengalaman mereka dalam program SAPA yang berfokus pada pencegahan kekerasan dan pelecehan terhadap anak di Kota Pekalongan.
SAPA, atau Sahabat Perempuan dan Anak, merupakan inisiatif yang bertujuan menciptakan Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA). Salah satu fokus utamanya adalah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pola asuh yang baik, serta melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan, termasuk fisik, mental, dan seksual. Selain itu, program ini juga memberdayakan perempuan dengan memberikan pelatihan keterampilan guna meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dalam talkshow tersebut, dibahas bahwa angka kekerasan pada anak di Pekalongan sebagian besar dilatarbelakangi oleh kasus pernikahan dini, yang sering kali dipicu oleh kehamilan di luar nikah. Per September 2024, tercatat 35 kasus pernikahan dini, dengan banyak kasus kekerasan yang didominasi oleh Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Sementara itu, kekerasan terhadap anak lebih banyak disebabkan oleh bullying dan kekerasan seksual.
Melalui kegiatan SAPA, DPMPPA Pekalongan memberikan berbagai akses kepada masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasan. Pelaporan dapat dilakukan melalui Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak Remaja (LPPAR) serta Unit PUSPAGA yang bertugas memberikan pendampingan psikologis dan hukum bagi korban.
SAPA telah hadir di setiap kelurahan di Kota Pekalongan dengan total 31 anggota yang terdiri dari 27 kader dan 4 Sahabat SAPA yang sudah dikukuhkan oleh Wali Kota Pekalongan.
Dengan adanya kegiatan SAPA dan dukungan penuh dari pemerintah serta masyarakat, diharapkan Pekalongan dapat menjadi kota yang ramah perempuan dan anak, bebas dari kekerasan, dan berdaya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Ibu Puji (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Ibu Nadia (Analis Kebijakan Muda DPMPPA), serta Ibu Julaikha (Perwakilan Sahabat SAPA). Ketiganya memberikan pandangan serta pengalaman mereka dalam program SAPA yang berfokus pada pencegahan kekerasan dan pelecehan terhadap anak di Kota Pekalongan.
SAPA, atau Sahabat Perempuan dan Anak, merupakan inisiatif yang bertujuan menciptakan Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA). Salah satu fokus utamanya adalah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pola asuh yang baik, serta melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan, termasuk fisik, mental, dan seksual. Selain itu, program ini juga memberdayakan perempuan dengan memberikan pelatihan keterampilan guna meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dalam talkshow tersebut, dibahas bahwa angka kekerasan pada anak di Pekalongan sebagian besar dilatarbelakangi oleh kasus pernikahan dini, yang sering kali dipicu oleh kehamilan di luar nikah. Per September 2024, tercatat 35 kasus pernikahan dini, dengan banyak kasus kekerasan yang didominasi oleh Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Sementara itu, kekerasan terhadap anak lebih banyak disebabkan oleh bullying dan kekerasan seksual.
Melalui kegiatan SAPA, DPMPPA Pekalongan memberikan berbagai akses kepada masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasan. Pelaporan dapat dilakukan melalui Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak Remaja (LPPAR) serta Unit PUSPAGA yang bertugas memberikan pendampingan psikologis dan hukum bagi korban.
SAPA telah hadir di setiap kelurahan di Kota Pekalongan dengan total 31 anggota yang terdiri dari 27 kader dan 4 Sahabat SAPA yang sudah dikukuhkan oleh Wali Kota Pekalongan.
Dengan adanya kegiatan SAPA dan dukungan penuh dari pemerintah serta masyarakat, diharapkan Pekalongan dapat menjadi kota yang ramah perempuan dan anak, bebas dari kekerasan, dan berdaya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.