DPMPPA Adakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) Guna Percepatan Penurunan Stunting

Kota Pekalongan termasuk kota yang mempunyai lokus stunting, merespon hal tersebut Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) setempat menguatkan dan mengoptimalisasi peran Kader Pemberdayaan Masyarakat ( KPM ) melalui kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas KPM dalam percepatan penurunan stunting di Kota Pekalongan yang dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Hj Sri Ruminingsih dan dihadiri oleh 31 orang KPM dari masing-masing kelurahan dan kecamatan, berlangsung di Ruang Buketan Setda Kota Pekalongan, Senin (7/11/2022).

Sekda Ning, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa, percepatan penurunan stunting sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional strategi nasional mendapatkan prioritas khusus oleh Pemerintah Kota Pekalongan. Intervensi penurunan stunting dilaksanakan melalui 8 aksi secara terkoordinasi dan terpadu. Salah satu aksi ke lima yaitu pembinaan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) adalah untuk memastikan tersedianya dan berfungsinya kader yang membantu kelurahan dan kecamatan dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi.

"Pelatihan peningkatan kapasitas kader pemberdayaan masyarakat dalam percepatan penurunan stunting di Kota Pekalongan ini perlu dilakukan agar nanti mereka memiliki bekal pengetahuan mengenai pendampingan, disamping pendampingan pencegahan stunting, juga bisa memberikan edukasi dan mendorong pencegahan pernikahan usia dini, mengajak para ibu hamil untuk senantiasa memeriksakan kesehatannya serta pemenuhan gizinya, dan sebagainya," ucap Sekda Ning.

Menurutnya, berbagai program yang diinisiasi Pemerintah Kota Pekalongan untuk percepatan penurunan angka stunting, bahkan sudah ada Program penggalangan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Dengan program-program penurunan angka stunting di Kota Pekalongan dimana setiap tahunnya diharapkan bisa turun sebesar 3 persen bisa segera terwujud.

"Semua pihak dan masyarakat baik itu Dinkes, DPMPPA, Dinsos-P2KB, didukung semua unsur, dan tim percepatan penurunan angka stunting Kota Pekalongan yang diketuai oleh Bapak Wawalkot Salahudin, mudah-mudahan bisa selalu ditingkatkan kolaborasinya, program penggalangan dana BAAS di Kota Pekalongan bisa bertambah. Kita harus selalu bersinergi bersama untuk menurunkan angka stunting di Kota Pekalongan, sehingga anak-anak Kota Pekalongan bisa menjadi generasi yang cerdas, sehat, berkualitas, mampu meneruskan pembangunan di berbagai sektor di Kota Pekalongan," tegasnya.

Kepala DPMPPA Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono menjelaskan bahwa, pelatihan peningkatan kapasitas dalam percepatan penurunan stunting ini menyasar 31 orang kader pemberdayaan masyarakat yang ada di 27 kelurahan dan 4 kecamatan di Kota Pekalongan. Dengan adanya sinergi dan kolaborasi antar OPD terkait penurunan stunting ini, bisa bersama-sama mendukung program percepatan penurunan angka stunting di Kota Pekalongan.

"Kami ingin meningkatkan kapasitas kemampuan dan keterampilan dari para KPM agar saat pendampingan di masyarakat nanti, mereka bisa melakukan deteksi dini dan pencegahan stunting di masyarakat, bisa mendampingi masyarakat dalam penanganan stunting," ungkap Sabaryo.

Sabaryo memaparkan, adapun narasumber dalam pelatihan peningkatan kapasitas KPM ini dihadirkan dari Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Sejahtera pada Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Tengah, Budi Dayanti terkait permasalahan stunting dan strategi penanganannya dan dari Kepala Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosyidi terkait pencegahan stunting dari hulu. Materi-materi tersebut menjadi ilmu dan pengetahuan bagi KPM sebagai peserta pelatihan.

"Selama ini para kader sudah melakukan pendampingan dan deteksi dini kemungkinan-kemungkinan potensi bayi yang dilahirkan apakah stunting atau tidak, mendampingi para ibu hamil dan memberikan pengetahuan terhadap persiapan pernikahan bagi calon pengantin baik dari pematangan pola pikir, kesiapan kesehatan dan finansial calon pengantin agar mencegah bayi yang dilahirkan tidak mengalami stunting," pungkasnya.