Pemerintah Kota Pekalongan Wacanakan Rumah Ibadah Ramah Anak

Kota Pekalongan – Mendapatkan predikat Kota Layak Anak berturut-turut membuat Pemerintah Kota Pekalongan terus bersemangat untuk meningkatkan pemenuhan hak anak. Setelah mencanangkan sekolah ramah anak, puskesmas ramah anak, kelurahan ramah anak, dan kecamatan ramah anak, kali ini Pemkot Pekalongan mewacanakan Rumah Ibadah Ramah Anak.

Wakil Wali Kota Pekalongan H. Salahudin mengatakan bahwa rumah ibadah sebagai salah satu variabel utama Kota Layak anak.

"Anak-anak adalah generasi yang akan meneruskan kehidupan manusia di masa mendatang. Jadi hendaknya rumah ibadah bisa dijadikan tempat yang nyaman bagi anak-anak sehingga merasa senang ketika masuk rumah ibadah. Misalnya bisa disediakan buku bacaan yang menarik terkait agama beserta visualiasi gambar yang disukai anak. Sehingga saat orang tua melaksanakan ibadah anak tidak menganggu,” terang Salahudin usai membuka acara Advokasi Rumah Ibadah Ramah Anak, Selasa (5/10/2021) di ruang Amarta Setda.

Sementara itu Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nur Agustina, S.Psi, M,M menambahkan bahwa Pemerintah sudah berkomitmen untuk mewujudkan Kota Layak Anak. Maka semua elemen yang terkait dengan anak harus sudah mulai diadvokasi supaya yang menjadi hak anak bisa terpenuhi.

“Hak tersebut sejak lahir sudah ada. Oleh karenanya sebagai orang dewasa dalam hal ini Pemerintah Kota hendaknya bisa memenuhi hak-hak anak. Ya di Pemerintah Kota sudah ada sekolah ramah anak, puskesmas ramah anak, kelurahan ramah anak, kecamatan ramah anak, disitu juga ada forum anak, nah ini yang belum menyentuh adalah rumah ibadah ramah anak ,” tambahnya.

Menurut Agustin, sering kali anak anak tidak punya tempat untuk mengekspresikan keyakinan agamanya atau kreatifitasnya. Oleh karenanya rumah ibadah ramah anak ini bisa diwujudkan sebagai salah satu tempat untuk mengasah kreatifitas anak.
“Untuk rumah ibadah sering kali hanya disiapkan untuk ritual ibadah saja, beberapa sudah ada yang bisa di integrasikan dengan TPQ dan Perpustakaan  Masjid. Nah ke depan kita berharap itu menjadi ramai. Karena para pengurusnya sudah paham bahwa rumah ibadah menjadi salah satu tempat kreatifitas anak. Pusat kreatifitas itu kan asumsinya tidak hanya tempat bermain ya tapi disitu juga bisa ada kegiatan-kegiatan remaja yang positif ,” tambahnya.
(Tim Liputan Prokompim)